Review Film Atambua 39 Derajat Celcius

Written By Admin on Tuesday, November 13, 2012 | 3:59 PM



Atambua 39 Derajat Celcius

Review Film Atambua 39 Derajat Celcius - Ini merupakan film terabaru di negeri ini, menceritakan sebuah keluarga yang pada mulanya saling mencinta harus terpisah karena kedua orangtua harus memilih, dan pilihan mereka jatuh pada dua sisi yang berbeda, siapa menjadi korbannya?

'Atambua 39 Derajat Celcius' merupakan film terbaru kolaborasi dua sineas Riri Riza (penulis skenario, sutradara) dan Mira Lesmana (produser), yang sebelumnya pernah pula bersinergi dalam 'Eliana, Eliana' (2002), 'Gie' (2005), 'Untuk Rena' (2005), '3 Hari untuk Selamanya' (2007) dan 'Laskar Pelangi' (2008). Mengambil lokasi utama di Atambua, Nusa Tenggara Timur film ini menceritakan tentang pedihnya kehidupan pengungsi di perbatasan, setelah referendum Timor Timur (kini Timor Leste) pada 1999 lalu. Beberapa dari mereka yang memilih untuk tetap membela Indonesia menetap di Atambua tanpa kehidupan yang jelas.

Hidup di kawasan perbatasan dengan Timor Leste yaitu di Atambua, Nusa Tenggara Timur (NTT) tidak semudah hidup di megapolitan. Seorang pemuda bernama Joao (Gudino Soares). Joao adalah sosok yang haus kasih sayang. Ia tidak sempat merasakan kasih sayang sang Ibu meski masih dapat mengingat sentuhan dan bau wangi dada Ibunya. Rekaman suara ibu dalam sebuah kaset menjadi denyut hidupnya, yang selalu menarik-nariknya ke masa lalu, dalam dekapan Ibu. Dalam hatinya, Joao memiliki kasih sayang, yang kemudian ingin ia curahkan pada Nikia (Putri Moruk), teman masa lalu yang saat itu menjadi tetangganya.Jao menjalani kehidupannya dengan sangat sabar di tengah berbagai keterbatasan. Juga memendam kerinduan akan keutuhan keluarga besarnya. Referendum yang terjadi sekitar 13 tahun lalu, membuat banyak keluarga terpecah, termasuk Joao.


Sejak peristiwa kemerdekaan Timor Leste, Joao tinggal bersama ayahnya bernama Ronaldo (Petrus Beyleto) yang berprofesi sebagai supir. Meskipun Sang Ayah gemar mabuk-mabukan dan berperilaku kasar, namun Joao selalu bersabar serta tetap berbakti kepada satu-satunya anggota keluarga yang ia miliki di Atambua.

Joao menyimpan kerinduan yang sangat besar kepada ibu dan dua adiknya yang tinggal di Liquica, Timor Leste setelah referendum 1999. Kini setelah beranjak remaja, teman wanita semasa kecil Joao yang bernama Nikia (Putri Moruk), memikat hatinya. Meskipun Nikia tinggal di Kupang, namun Joao tidak ingin berpisah lagi dengannya seperti ia kehilangan ibu serta adiknya.

Indah, mungkin itu adalah kata yang tepat untuk mengungkapkan karya layar lebar terbaru hasil duet Mira Lesmana dan Riri Riza ini. Wilayah Timor yang dahulu sempat heboh dengan peristiwa referendum dan pemisahan diri dari Indonesia, ternyata banyak menyisakan berbagai macam hal yang menyentuh hati. Mulai dari keterbatasan listrik, air, pendidikan, dan fasilitas umum.

Jangan kaget jika sejak awal Anda akan dibuat agak bingung dengan dialog yang kurang bisa dimengerti di film Atambua 39 Derajat Celcius. Hal itu disebabkan karena dialog di film Atambua 39 Derajat Celcius menggunakan bahasa Tetum, bahasa asli NTT. Namun, kebingungan itu tidak akan berlangsung lama karena Anda akan dibantu dengan subtitle Bahasa Indonesia.

Film ini seakan kembali mengingatkan kita, kalau kita masih memiliki saudara di bagian Timur Indonesia yang sangat membutuhkan perhatian. Selain itu, penggunaaan bahasa Tetum di film ini dinilai berhasil memberikan keindahan tentang kekayaan bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku.

Selain kisah keluarga dengan latar belakang politik, film ini juga banyak menampilkan gambar kehidupan sosial yang menarik seperti muda-mudi yang berdansa, kegiatan menenun, hingga ritual keagamaan. Gambar alam yang indah juga ditampilkan dengan natural lewat matahari senja yang jingga, sorot cahaya yang menerobos ranting dan celah langit-langit, dan gambar ratusan kelelawar di pembukaan film. Namun, ada juga beberapa gambar yang tidak jelas maknanya. Misalnya, saat di Kupang, kamera menyorot kantung plastik yang terbang tertiup angin, namun gambar itu tidak membawa ke adegan apapun, tak jelas esensinya. Atambua 39 Derajat Celcius yang hanya tayang di 20 layar ini, dijadwalkan tayang di bioskop mulai 8 November 2012.

Related Posts :